Kamu Tidak Sendiri: Kesehatan Mental LGBTIQA+ yang Masih Terabaikan

Kamu Tidak Sendiri: Kesehatan Mental LGBTIQA+ yang Masih Terabaikan

Be first to like this.

Beb, aku rasa kita perlu sadari bahwa tingkat gangguan kesehatan mental teman-teman LGBTIQA+ lebih tinggi dibandingkan populasi umum lainnya. Setelah eke cek riset info dari The Lancet Psychiatry, data mengungkapkan bahwa 23,5%–40,3% individu LGBTIQA+ rentan mengalami depresi dan 13,1%–35,3% angka percobaan bun*h diri. Tekanan sosial, pelecehan, dan penolakan membuat teman-teman LGBTIQA+ mengalami beban mental yang berat, termasuk perasaan terisolasi, depresi, dan kecemasan.

Ini menjadi kenyataan pahit bagi komunitas LGBTIQA+, terutama transgender dan nonbiner, yang sering kali merasa tidak diterima oleh keluarga dan masyarakat, dan terjebak dalam siklus kesepian serta depresi karena kurangnya tempat untuk berbagi.
(Sumber: The Lancet Psychiatry, 2025)

Saat eke mencari informasi mengenai layanan kesehatan mental yang ramah LGBT di Indonesia, justru yang kutemui adalah bahwa belum banyak layanan yang benar-benar inklusif dan tersedia untuk teman-teman LGBTIQA+. Yang ada malah pernyataan-pernyataan yang masih terjebak pada perdebatan apakah LGBTIQA+ itu “penyakit mental” atau bukan. Hal ini menjadi perhatian besar, karena menunjukkan bahwa kesehatan mental teman-teman LGBTIQA+ di sini masih terabaikan dan tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya.

Mengapa Ini Bisa Terjadi?

Menurut eke, beberapa faktor yang menyebabkan gangguan kesehatan mental di kalangan teman-teman LGBTIQA+ cukup tinggi, antara lain diskriminasi yang sering dihadapi—baik di sekolah, tempat kerja, atau dalam kehidupan sehari-hari—yang bisa memicu perasaan gak dihargai dan kecemasan.

Selain itu, banyak teman-teman LGBTIQA+ yang gak mendapat dukungan penuh dari keluarga atau teman, yang makin memperburuk rasa kesepian dan terisolasi.

Akses ke layanan kesehatan mental yang ramah LGBTIQA+ juga masih sangat terbatas, dan banyak yang takut atau malu untuk mencari bantuan karena khawatir akan diskriminasi. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya dukungan kesehatan mental yang inklusif dan bebas diskriminasi masih sangat minim.

Masih ada Harapan

Ada harapan bagi teman-teman LGBTIQA+ di Indonesia. Dukungan sosial merupakan salah satu faktor penting dalam memperbaiki kesehatan mental kita, beb.

Banyak individu LGBTIQA+ yang merasa lebih baik setelah mendapatkan dukungan penuh dari teman-teman yang memahami dan dari keluarga yang menerima mereka apa adanya. Keluarga di sini nggak harus keluarga kandung yaa, karena ada keluarga kedua yang bisa jadi chosen family kamu.

Penelitian juga menunjukkan bahwa dukungan dari teman-teman LGBTIQA+ sendiri dapat memberikan rasa aman dan kekuatan. Dengan bersama-sama membangun ruang yang inklusif dan penuh kasih sayang, kita dapat membantu mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan kesejahteraan mental kita.

Chosen family adalah keluarga yang dibentuk dari orang-orang yang dipilih dan dipercaya, bukan berdasarkan hubungan darah. Bagi banyak LGBTIQA+, chosen family memberikan dukungan, kasih sayang, dan rasa diterima yang sering kali tidak mereka dapatkan dari keluarga kandung.

Apa yang bisa kamu lakukan?

Babesku, untuk menciptakan perubahan, kita perlu bekerja sama dengan cara:

– Yuk, mulai dari edukasi diri dan masyarakat tentang isu kesehatan mental, khususnya untuk teman-teman LGBTIQA+ untuk mengurangi stigma.

– Mendukung kebijakan inklusif yang memastikan akses layanan kesehatan mental tanpa diskriminasi — ini wajib banget, beb.

– Menjadi ruang aman bagi teman-teman LGBTIQA+ dengan mendengarkan dan memberikan dukungan — love banget sih ini.

– Mendukung organisasi yang memberikan bantuan konseling dan dukungan sosial untuk kesehatan mental LGBTIQA+.

Layanan Konseling Gratis – Kesehatan Mental

Kesehatan mental itu penting. Oleh karena itu, Hornet dan Pelangi Nusantara berkolaborasi bersama @gwlinaofficial untuk menyuarakan bahwa kesehatan mental penting untuk siapa saja. Kamu nggak sendiri.

Buat kamu yang butuh tempat bercerita atau sedang berjuang, yuk konsultasi dengan psikolog ramah komunitas secara GRATIS. Hubungi Instagram @gwlinaofficial untuk dapatkan voucher konseling sekarang juga.

Beb, aku harap kamu dengar ini:

Kamu tidak sendiri, kamu indah, kamu valid, kamu berharga, dan kamu dicintai. Kesehatan mental kamu juga penting.

We love you ❤️

 

Related Stories

Tidak Ragu Lagi Punya Pasangan HIV+ Setelah Tahu U=U
Apa Itu LGBTIQA+? Memahami Identitas dan Keberagaman
Tips Keamanan Saat Kamu Digerebek oleh Warga, Satpol PP, Polisi, atau Orang Tak Dikenal
Mengalami Penipuan atau Pemerasan Online? Ini Langkah Praktisnya!
Quantcast